Laman

Senin, 25 November 2013

MARI KITA HARGAI WAKTU UNTUK SHOLAT TEPAT WAKTU

Assolatu khoeru minannaum, segeralah sholat apabila kalian masih mendengar kumandang adzan sekalipun baru saja memejamkan mata. Sholat lebih baik dari pada tidur siang, tidur malam dan baru saja tidur. Ya Allah ingatkan aku apabila lalai, apalagi sengaja melalaikan ibadah yang satu ini.

Minggu, 24 November 2013

MARI BERDOA

Dengan semakin rumit dan kompleksnya sistem pendidikan di Indonesia, selain mengajar guru-guru juga harus memahami rumitnya administrasi. Coba lihat cara pengumpulan portofolio PLPG atau sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Belum lagi ketika mengurus insentif sertifikasi yang kadang rumit dan cenderung tidak jelas turunnya. Belum lagi memahami kembali Kurikulum 2013 yang semakin rumit.Oleh karena itu mari kita meluangkan waktu untuk berdoa bersama-sama agar kita diberi kemudahan-kemudahan serta solusi yang terbaik. Semoga ke depannya guru bisa kembali menjadi panutan. Menjadi pendidik yang mengajarkan moral dan norma masyarakat. Guru yang menjadi panutan yang baik. Guru yang akan tersenyum melihat anak didiknya sukses secara finasial dan moral. Menjadi generasi yang membawa perubahan berarti bagi negeri. Aamiin

Senin, 26 Agustus 2013

Bismillahhirrahmanirrahim… “Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim] Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rakaatnya. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit) Apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah: 1. Salah satu penyebab masuk surga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635) 2. Salah satu penghalang masuk neraka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634) 3. Berada di dalam jaminan Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163) 4. Dihitung seperti shalat semalam penuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656) 5. Disaksikan para malaikat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632) Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur. “Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”. Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. “Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” (QS Huud:81) Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia. “Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad : 7) Smoga kita dapat menjaga shola-sholat kita ^^ Diposkan oleh mela aja di 05.34

Rabu, 27 Maret 2013


Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan

Isu Pemanasan Global atau yang lebih populer dalam bahasa inggris Global Warming,cukup membuat sebagian para petinggi pemerintahan di berbagai negara maju dan berkembang dan itu termasuk Indonesia ikut mempersoalkan masalah ini dan langkah konkrit dari kepedulian para pemimpin pemerintahan adalah dengan di selenggarakan KTT tentang persoalan ini di beberapa waktu yang lalu.

Senin, 18 Maret 2013

Senin, 11 Februari 2013

Kamis, 07 Februari 2013

Motivasi Belajar

Kata-kata motivasi belajar dari Mario Teguh Terbaik yang telah saya tulis ini dapat membantu dan bermanfaat bagi anda. Langsung saja, bacalah artikel berikut :






Kata-kata motivasi belajar dari Mario Teguh Terbaik

Senin, 04 Februari 2013

PIDATO 9.C SIKOD

Ini adalah tugas menulis naskah pidato yang ditampilkan di depan kelas pada tanggal 30 Januari 2013




Assalamu’alikum wr.wb
Selamat  pagi semua ....
Yang  terhormat  Bapak Kepala Sekolah ....
Yang  terhormat  Bapak dan Ibu Guru ....
Beserta adik-adik kelas ku yang  tercinta....

Jumat, 01 Februari 2013

TUGAS

Kerjakan tugas kamu dengan mendownload file di bawah ini .

Download di sini

PIDATO 9.C



NAMA                 : SHERIN WIDIANAWATI
KELAS                  : IX - C
JUDUL PIDATO    : JASA – JASA GURU

Assalamu'Alaikum Wr.Wb


Bissmilahirahmanirahim, alhamdulilahirobbil alamin wasolatu wasalamu ala asrofil ambiyai walmursalin sayidina muhammadin nabiyi umiyi wa ala alihi wa sohbihi azmain . Ama ba’du
Kepada yang terhormat Bapak kepala Sekolah dan Bapak Wakil Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru serta staf Tata Usaha dan teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan. Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT serta jungjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman .
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah pidato tentang jasa-jasa guru. Kita sebagai siswa harus menghormati jasa-jasa guru kita, karena mereka yang telah membimbing dan mendidik kita. Yang dulu kita tak tau apa-apa bagaimana caranya membaca, bagaimana caranya menulis, bagaimana caranya menghitung. Tapi sekarang kita telah tahu bagaimana caranya membaca, menulis, dan menghitung itu semua berkat jasa para guru kita. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.   Mereka yang telah mendidik para generasi muda Indonesia. Sehingga kita memiliki generasi muda yang aktif, kreatif, dan berkualitas. Karena jasa para guru itu sangat besar untuk generasi muda Indonesia. Maka pada tanggal 25 November diperingati sebagai hari guru di seluruh Indonesia .
Kita harus berterimakasih kepada guru-guru kita di sekolah atas jasa yang telah beliau berikan. Dengan sabarnya guru mendidik murid-muridnya agar menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara .
Marilah kita berdoa bersama-sama untuk guru kita agar diberi kesehatan selalu . Amienn
Semoga generasi muda indonesia menjadi lebih aktif, kreatif dan berkualitas.
Demikian pidato dari saya mengenai jasa para guru bila ada salah-salah kata mohon dimaafkan .
Wabilahi taufik walhidayah .
Wassalamualaikum wr.wb

Kamis, 31 Januari 2013

Belajar Kelompok

Siswa-siswi SMPN 1 dan Terbuka Kandanghaur yang saya banggakan, sisa waktu menjelang UN tahun ini manfaatkan dengan belajar kelompok, kurangi kegiatan yang tidak bermanfaat, berdoalah setelah sholat lima waktu agar kalian berhasil apa yang dicita-citakan untuk masa yang akan datang.

Menerangkan Sifat-Sifat Tokoh dari Kutipan Novel

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat: menjelaskan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan  menyimpulkan isi novel yang dibacakan.

    Munculnya permasalahan atau persoalan dalam novel disebabkan oleh perbedaan karakter tokoh di dalamnya. Bermula dari perbedaan karakter itu permasalahan mengemuka hingga terjalin rangkaian peristiwa dalam cerita. Dengan demikian, sifat-sifat tokoh dalam novel menjadi pemicu munculnya masalah dalam cerita. Hal ini merupakan salah satu faktor perlunya memahami sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan.

Mengkritik/Memuji Berbagai Karya Seni

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat: mengkritik atau memuji suatu karya seni yang dianggap tidak baik atau yang baik disertai dengan alasan yang logis mengkritik dan memuji dengan bahasa yang lugas dan santun.
1. Menggunakan Bahasa yang Santun dalam Menyampaikan Kritik

Rabu, 30 Januari 2013

Nilai Kehidupan Cerpen



Cerpen (Emak)
Emakku adalah sosok wanita yang kukagumi di dunia ini. Dia sangat sabar. Apalagi menghadapi kelakuan Mbak Ika, yang satu tahun belakangan ini mulai memburuk padanya semenjak ditinggal Bapak. Kerjanya setiap hari hanya marah dan marah melulu.
“Ratih…Ratih….Bangun!” teriak Mbak Ika. Kulihat jam dinding masih menunjukkan angka 4, ya, pagi.
“Malas,” jawabku ogah-ogahan sambil merapatkan kembali selimut.
“Ayo bangun! Jangan malas-malasan begitu,” ucapnya seraya merih selimutku kasar.
“Kenapa sih, sirik amat,” ucapku sambil mengucek-ucek mata.
“Kamu tahu nggak kunci yang aku taruh di meja makan kemarin?” tanyanya.
“Enggak,” jawabku singkat dan mengangkat bahu.
“Pasti dia lagi,” sungutnya.
“Dia lagi, dia lagi siapa?”
“Yaah siapa lagi kalau bukan Emak? Biang keladi semua masalah di rumah ini,” jawabnya sinis.
“Hush!! Nggak baik bilang seperti itu pada orang tua, kualat nanti.”
“Biarin saja,” seenaknya dia menjawab sambil berlalu.
“Maak Emaak!” teriak Mbak Ika lantang.
“Ada apa, Nduk?” tanya Emak.
“Tahu nggak kunci yang aku taruh di meja ini kemarin? Itu lho kunci warna putih yang ada gantungannya berbentuk mawar,” tanyanya sedikit membentak.
“O ituu. Kemarin emak simpan di laci meja itu mungkin. Emak juga agak lupa,” jawab Emak pelan.
“Makanya! Kalau sudah merasa pikun, jangan membenahi barang-barang yang bukan milik Emak. Yang punya barang jadi gila karena bingung mencarinya,” sungut Mbak IKa.
“Sudah-sudah. Gitu saja ribut. Yang penting kuncinya sudah ketemu. Nggak pantas didengar tetangga, setiap hari ribuuut…melulu,” leraiku.
“Bukannya ‘gitu. Aku kan nggak akan marah kalau Emak nggak salah. Dasar orang tua! Sudah mulai pikun,” umpatnya.
Aku hanya geleng-geleng kepala sedangkan Emak segera beranjak ke dapur dengan wajah sedih. Pulang sekolah dengan wajah jengkel aku memasuki halaman rumah.
….
“Mak!! Emak!!!” teriak Mbak Ika.
“Pasti ada yang tidak beres,” gumamku.
“Lihat baju ini!” teriaknya sambil menyodorkan sebuah baju ke hadapan Emak.
“Ada apa dengan baju ini?” tanya Emak.
“Ada apa, ada apa, masa nggak lihat ada apa di baju ini. Lihat! Apa ini?” tanyanya dengan membentak.
“Emak tidak tahu, Nduk.”
“Nggak tahu, nggak tahu gimana? Tadi, saat aku cuci nggak ada noda kayak gini. Tapi kok sekarang ada? Siapa tadi yang mengambil dari jemuran?”
Nah, setelah kalian selesai membaca cerpen tersebut,jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

PERTANYAAN
  1. Bagaimana perwatakan tokoh Ratih, Ika, dan Emak?
  2. Jika dilukiskan dengan peribahasa, apakah peribahasa yang sesuai untuk melukiskan perwatakan antara Ratih dan Ika?
  3. Mengapa Emak tidak pernah marah dan bersikap keras atas perlakuan Ika?
  4. Tuliskan amanat cerpen tersebut!
  5. Sebutkan tindakan yang patut ditiru dan tindakan yang tak patut ditiru dari isi cerpen tersebut!
Uraikan dengan singkat pendapatmu tentang nilai-nilai kehidupan yang tersirat maupun tersurat dalam cerita pendek tersebut !

Selasa, 29 Januari 2013

Uji Kompetensi



Cerpen (Merpati Tak Lagi Terbang Tinggi)
Kisah ta’arufku hampir enam tahun silam masih membekas di benak. Sungguh, kalau ingat saat itu aku merasa menjadi orang paling konyol di dunia, sekaligus merasa jadi orang paling beruntung. Saat ta’aruf, saat hendak menikah, saat hari H pernikahan, semua menyisakan kenangan lucu dan konyol. Bahkan aku tak tahu hari pernikahanku.
Panggil aku Sofi, anak ke 6 dari 7 bersaudara. Hidupku dipenuhi kasih sayang dan bermanja-manja. Tapi orang tuaku juga mengajarkan kami sikap mandiri dan bekerja keras serta sikap peduli dan menolong. Orangtuaku tak membedakan anak laki-laki dan perempuan. Tugas di ladang yang terletak di lereng bukit dibagi bertujuh. Tentunya sesuai kemampuan kami. Pun saat sumur kering, kami biasa bersama-sama mengambil air di sungai di bawah bukit yang lumayan jauh. Tapi kami senang melakukannya. Sebab sambil bekerja, bapak juga mengajak kami bermain disela-selanya.
Mungkin kebiasaan naik turun bukit itu, yang kemudian hari menguatkan jiwa petualanganku naik turun gunung. Aku diantara saudara perempuanku memang paling tomboy dan bandel. Tapi masih sebagaimana umumnya kenakalan anak-anak, tak sampai ke hal negatif. Saat SMU hobi naik turun gunungku masih menggila. Awalnya orang tua sering melarang, bahkan aku kena marah. Tapi akhirnya orangtuaku menyerah menasehatiku untuk berhenti naik gunung. Apalagi setelah sering melihat aku baik-baik saja dengan hobiku, mereka membiarkanku, tapi memintaku untuk berhati-hati. Aku senang main, sebaliknya akupun menjaga kepercayaan mereka.
Oya, aku tinggal di lingkungan yang Alhamdulillah bagus. Keluargaku muslim rajin sholat. Sementara banyak tetangga di desaku yang pria bercelana gantung dan wanitanya berjubah serta bercadar, aku menganggap mereka aneh. Namun aku akrab dengan akhwat-akhwatnya. Yang pada akhirnya setelah menikah kelak, aku tahu mereka itu bermanhaj salaf. Hidayah memang belum datang padaku, saat itu akupun belum berjilbab bahkan dalam keluargaku banyak bid’ah dan syirik.
Seiring waktu, lulus SMU, aku mulai berjilbab kecil. Aku masih tomboy dan tetap rajin naik gunung. Tak berapa lama, aku mendapat tawaran dari seorang tetangga bekerja di Batam. Si tetangga sudah lama disana. Kebetulan pula beberapa anak Pak Dhe dan Omku juga mengais rizki disana. Kupikir apa salahnya mencari pengalaman? Atas ijin ortu aku berangkat. Di Batam hobi naik gunungku makin menggila, bahkan hingga Sumatra dan Kalimantan. Bila kerja libur, aku berpetualang. Selain itu aku mulai rajin ngaji di ta’lim yang diadakan sesama karyawan.
6 tahun di Batam, aku pulang ke Jawa. Aku masih saja ke gunung. Hingga suatu sore Bapak bilang, “Kamu mau dilamar nduk! Besok ada yang mau datang ketemu”. Aku tak terkejut, malah tertawa ngakak, hingga bapak mencubitku. Dan aku bilang ke Bapak, “Jam berapa pak? Pagi atau siang, soalnya Sofi mau naik gunung. “Lagi-lagi bapak mencubitku, ”Dasar otak gunung”, ujarnya sambil berlalu. Ada yang tahu perasaanku saat itu? Datar dan biasa saja. Bahagia? Entah. Aku tak merasakan apa-apa. Bahkan, penasaran siapa laki-laki yang hendak melamarku pun tidak. Bahkan saat kakak dan adikku meledek, aku biasa saja. Maklum, selama ini sosok makhluk bernama “laki-laki” tak pernah ada di otakku, pacaran pun aku tak pernah. Naksir cowok? Jauh dari daftar acaraku, tapi itu bukan berarti aku tak punya teman laki-laki lho…,
Esok yang dijanjikan pun tiba. Kakak-kakak dan adikku heboh mengintip, tapi aku biasa saja. Hingga bapak memanggilku ke ruang tamu. Aku memakai baju gunungku, kupikir aku tampak percaya diri dan gagah, bagiku itu pakaian terbagus dari pada rok panjang yang ribet. Kubiarkan ibu dan kakak-kakakku ngomel karena aku tak mau memakai “pakaian feminim” yang sudah susah payah disiapkan.
Masuk ruang tamu, aku tak berani menatap yang hadir. Aku duduk dekat Bapak. Mukaku seperti udang rebus dan ini baru terjadi sekali dalam hidupku. “Gimana Sof, kamu mau? “Bapak memecah kebekuan. Aku hanya menunduk dari tadi. Diam. Tak menjawab Bapak. Mataku justru sibuk melihat kaki pelamarku. Kaki yang putih dan bersih. Hingga Bapak menyentuh punggungku. Karena terkejut aku tak bisa mengontrol ucapanku “Putih Pak, aku mau!” Astaghfirullah,,, ini akibat mata yang diumbar. Ruang tamu dipenuhi tawa tertahan keluarga besarku. Aku tak tahu, apa yang ada di benak pelamarku tentang aku … ah masa bodo ….
Tak sampai seminggu setelah lamaran, Bapak menemuiku. Saat itu hari Rabu, aku tengah bersiap untuk mendaki ke gunung Semeru. Bapak bilang aku harus mengurus surat nikah, karena hari Senin depan aku menikah. Aku protes karena aku tak diberi tahu sebelumnya. Padahal setahuku, pelamarku itu cuma datang sekali kerumah. Rupanya Mas Hari, ikhwan tetangga, yang jadi perantara dengan Bapak. Aku ngotot naik gunung meski keluargaku melarang. Aku berjanji insya Allah hari Minggu sudah kembali ke rumah. Bapak kecewa dengan keputusanku, tapi saat aku pamit Bapak tertawa dan mencubitku. Bapak bilang,
“Sebentar lagi, otak gunungmu akan hilang” Hmmm … benarkah ?
Minggu sore, aku pulang disambut omelan ibu. Karena was-was. Tapi Bapak adem adem saja. Justru yang malah marah Pak Dhe dan Embah. Tak cuma ngomel padaku, tapi juga pada Bapak dan Ibu, karena tak memingitku. Sebagaimana tradisi di daerahku, orang yang mau jadi pengantin tak boleh keluar rumah. Sedang aku? he … he…
Begitulah, tenda biru telah didirikan sehari sebelum aku turun gunung. Bila ada tamu datang, mereka mencari calon pengantin. Bapak dan ibu bilang sedang naik gunung. Maka tamu pun bingung dan berkomentar ini itu. Itu sebagian kekonyolan menjelang pernikahanku.
Hari itu pun tiba. Akad nikah dibalik tabir itu berlangsung khidmat. Tak terasa airmata menetes saat ijab kabul, bahkan Bapakpun menangis. Demi Allah, aku merasa bahagia luar biasa. Kemarin aku masih seperti merpati, bebas kemana saja, beberapa jam kemudian ternyata aku sudah terikat pernikahan. Subhanalloh. Setelah ijab kabul, aku diminta tanda tangan buku nikah. Kudengar dari balik tabir Bapak meminta seorang laki-laki masuk dengan membawa buku nikah keruang aku dan keluarga besarku serta tamu undangan wanita. Itulah untuk pertama kalinya. Aku melihat jelas wajah suamiku. Putih seperti kakinya dan tampak dengan jenggot lebat yang rapi. Aku merasa tiba-tiba jatuh cinta!! Tengah dimabuk asmara, aku tak berhenti mencuri pandang padanya. Namun apa yang terjadi?? Deg-degan menanti, mas Hasan suamiku – bukan ke tempat dudukku malah dengan pedenya menyambangi tempat duduk adikku, sambil menyerahkan buku nikah. Serempak orang diruang itu berteriak. “Salah mas, pengantinnya bukan yang itu, tapi ini”. Kulihat muka mas Hasan bersemu merah. Ia tampak malu dan menahan tawa sambil menuju ke arahku. Ruang yang penuh dengan kebahagiaan kian semarak dengan gelak tawa.
Wajahku dan adikku memang mirip. Saat kejadian itu, ia berdandan dengan baju payet indah yang seharusnya kupakai saat itu, tapi aku lebih memilih memakai jubah dan kerudung kecil sederhana hingga tak mencolok seperti adikku. Eh, malah jadi keliru … Alhamdulillah, akhirnya aku resmi jadi istri.
Setelah menikah hidupku berubah. Kini telah kutempuh manhaj mulia ini atas bimbingan mas Hasan dan tentunya hidayah Allah pula. Tak lupa kuucapkan terima kasih pada mas Hari dan istri yang telah berani merekomendasikan aku pada calon suamiku, padahal aku masih jahil saat itu. Semua itu mereka lakukan karena sayang dan kasihan padaku yang sering berpetualangan, rencana nikah 3 bulan ke depan dimajukan lima hari setelah lamaran!! Saat pernikahan pun berlangsung tanpa musik dan syar’i.
Alhamdulillah, bapak bisa diajak kerjasama oleh mas Hari dan mas Hasan, Lagi pula bapak juga ingin aku berhenti berpetulangan dan sangat setuju aku menikah.
Kini aku hamil 5 bulan anak keduaku. Aisyah anak pertamaku mulai masuk TK, Alhamdulillah aku hidup bahagia serta tak henti kusyukuri Allah memberiku suami yang mencintaiku karena-NYA dari sejak berjumpa. Bahkan kini, Bapak pun menempuh manhaj Salaf. Sekali lagi, tak henti kuucap syukur pada Allah atas semua ini. (Ummu Zubair)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1.       Tentukan tema  cerpen di atas ! berilah bukti-bukti pendukung/alasan yang logis
2.       Tentukan latar :
a.       Tempat
b.      Waktu
c.       Suasana
3.       Tentukan tokoh-tokoh dalam cerpen di atas, kemudan jelaskan perwatakannya !
4.       Tulislah nilai-nilai kehidupan positif  dalam cerpen tersebut !
5.       Tulislah nilai-nilai kehidupan negatif dalam cerpen tersebut !