Laman

Kamis, 31 Januari 2013

Belajar Kelompok

Siswa-siswi SMPN 1 dan Terbuka Kandanghaur yang saya banggakan, sisa waktu menjelang UN tahun ini manfaatkan dengan belajar kelompok, kurangi kegiatan yang tidak bermanfaat, berdoalah setelah sholat lima waktu agar kalian berhasil apa yang dicita-citakan untuk masa yang akan datang.

Menerangkan Sifat-Sifat Tokoh dari Kutipan Novel

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat: menjelaskan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan  menyimpulkan isi novel yang dibacakan.

    Munculnya permasalahan atau persoalan dalam novel disebabkan oleh perbedaan karakter tokoh di dalamnya. Bermula dari perbedaan karakter itu permasalahan mengemuka hingga terjalin rangkaian peristiwa dalam cerita. Dengan demikian, sifat-sifat tokoh dalam novel menjadi pemicu munculnya masalah dalam cerita. Hal ini merupakan salah satu faktor perlunya memahami sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan.

Mengkritik/Memuji Berbagai Karya Seni

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat: mengkritik atau memuji suatu karya seni yang dianggap tidak baik atau yang baik disertai dengan alasan yang logis mengkritik dan memuji dengan bahasa yang lugas dan santun.
1. Menggunakan Bahasa yang Santun dalam Menyampaikan Kritik

Rabu, 30 Januari 2013

Nilai Kehidupan Cerpen



Cerpen (Emak)
Emakku adalah sosok wanita yang kukagumi di dunia ini. Dia sangat sabar. Apalagi menghadapi kelakuan Mbak Ika, yang satu tahun belakangan ini mulai memburuk padanya semenjak ditinggal Bapak. Kerjanya setiap hari hanya marah dan marah melulu.
“Ratih…Ratih….Bangun!” teriak Mbak Ika. Kulihat jam dinding masih menunjukkan angka 4, ya, pagi.
“Malas,” jawabku ogah-ogahan sambil merapatkan kembali selimut.
“Ayo bangun! Jangan malas-malasan begitu,” ucapnya seraya merih selimutku kasar.
“Kenapa sih, sirik amat,” ucapku sambil mengucek-ucek mata.
“Kamu tahu nggak kunci yang aku taruh di meja makan kemarin?” tanyanya.
“Enggak,” jawabku singkat dan mengangkat bahu.
“Pasti dia lagi,” sungutnya.
“Dia lagi, dia lagi siapa?”
“Yaah siapa lagi kalau bukan Emak? Biang keladi semua masalah di rumah ini,” jawabnya sinis.
“Hush!! Nggak baik bilang seperti itu pada orang tua, kualat nanti.”
“Biarin saja,” seenaknya dia menjawab sambil berlalu.
“Maak Emaak!” teriak Mbak Ika lantang.
“Ada apa, Nduk?” tanya Emak.
“Tahu nggak kunci yang aku taruh di meja ini kemarin? Itu lho kunci warna putih yang ada gantungannya berbentuk mawar,” tanyanya sedikit membentak.
“O ituu. Kemarin emak simpan di laci meja itu mungkin. Emak juga agak lupa,” jawab Emak pelan.
“Makanya! Kalau sudah merasa pikun, jangan membenahi barang-barang yang bukan milik Emak. Yang punya barang jadi gila karena bingung mencarinya,” sungut Mbak IKa.
“Sudah-sudah. Gitu saja ribut. Yang penting kuncinya sudah ketemu. Nggak pantas didengar tetangga, setiap hari ribuuut…melulu,” leraiku.
“Bukannya ‘gitu. Aku kan nggak akan marah kalau Emak nggak salah. Dasar orang tua! Sudah mulai pikun,” umpatnya.
Aku hanya geleng-geleng kepala sedangkan Emak segera beranjak ke dapur dengan wajah sedih. Pulang sekolah dengan wajah jengkel aku memasuki halaman rumah.
….
“Mak!! Emak!!!” teriak Mbak Ika.
“Pasti ada yang tidak beres,” gumamku.
“Lihat baju ini!” teriaknya sambil menyodorkan sebuah baju ke hadapan Emak.
“Ada apa dengan baju ini?” tanya Emak.
“Ada apa, ada apa, masa nggak lihat ada apa di baju ini. Lihat! Apa ini?” tanyanya dengan membentak.
“Emak tidak tahu, Nduk.”
“Nggak tahu, nggak tahu gimana? Tadi, saat aku cuci nggak ada noda kayak gini. Tapi kok sekarang ada? Siapa tadi yang mengambil dari jemuran?”
Nah, setelah kalian selesai membaca cerpen tersebut,jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

PERTANYAAN
  1. Bagaimana perwatakan tokoh Ratih, Ika, dan Emak?
  2. Jika dilukiskan dengan peribahasa, apakah peribahasa yang sesuai untuk melukiskan perwatakan antara Ratih dan Ika?
  3. Mengapa Emak tidak pernah marah dan bersikap keras atas perlakuan Ika?
  4. Tuliskan amanat cerpen tersebut!
  5. Sebutkan tindakan yang patut ditiru dan tindakan yang tak patut ditiru dari isi cerpen tersebut!
Uraikan dengan singkat pendapatmu tentang nilai-nilai kehidupan yang tersirat maupun tersurat dalam cerita pendek tersebut !

Selasa, 29 Januari 2013

Uji Kompetensi



Cerpen (Merpati Tak Lagi Terbang Tinggi)
Kisah ta’arufku hampir enam tahun silam masih membekas di benak. Sungguh, kalau ingat saat itu aku merasa menjadi orang paling konyol di dunia, sekaligus merasa jadi orang paling beruntung. Saat ta’aruf, saat hendak menikah, saat hari H pernikahan, semua menyisakan kenangan lucu dan konyol. Bahkan aku tak tahu hari pernikahanku.
Panggil aku Sofi, anak ke 6 dari 7 bersaudara. Hidupku dipenuhi kasih sayang dan bermanja-manja. Tapi orang tuaku juga mengajarkan kami sikap mandiri dan bekerja keras serta sikap peduli dan menolong. Orangtuaku tak membedakan anak laki-laki dan perempuan. Tugas di ladang yang terletak di lereng bukit dibagi bertujuh. Tentunya sesuai kemampuan kami. Pun saat sumur kering, kami biasa bersama-sama mengambil air di sungai di bawah bukit yang lumayan jauh. Tapi kami senang melakukannya. Sebab sambil bekerja, bapak juga mengajak kami bermain disela-selanya.
Mungkin kebiasaan naik turun bukit itu, yang kemudian hari menguatkan jiwa petualanganku naik turun gunung. Aku diantara saudara perempuanku memang paling tomboy dan bandel. Tapi masih sebagaimana umumnya kenakalan anak-anak, tak sampai ke hal negatif. Saat SMU hobi naik turun gunungku masih menggila. Awalnya orang tua sering melarang, bahkan aku kena marah. Tapi akhirnya orangtuaku menyerah menasehatiku untuk berhenti naik gunung. Apalagi setelah sering melihat aku baik-baik saja dengan hobiku, mereka membiarkanku, tapi memintaku untuk berhati-hati. Aku senang main, sebaliknya akupun menjaga kepercayaan mereka.
Oya, aku tinggal di lingkungan yang Alhamdulillah bagus. Keluargaku muslim rajin sholat. Sementara banyak tetangga di desaku yang pria bercelana gantung dan wanitanya berjubah serta bercadar, aku menganggap mereka aneh. Namun aku akrab dengan akhwat-akhwatnya. Yang pada akhirnya setelah menikah kelak, aku tahu mereka itu bermanhaj salaf. Hidayah memang belum datang padaku, saat itu akupun belum berjilbab bahkan dalam keluargaku banyak bid’ah dan syirik.
Seiring waktu, lulus SMU, aku mulai berjilbab kecil. Aku masih tomboy dan tetap rajin naik gunung. Tak berapa lama, aku mendapat tawaran dari seorang tetangga bekerja di Batam. Si tetangga sudah lama disana. Kebetulan pula beberapa anak Pak Dhe dan Omku juga mengais rizki disana. Kupikir apa salahnya mencari pengalaman? Atas ijin ortu aku berangkat. Di Batam hobi naik gunungku makin menggila, bahkan hingga Sumatra dan Kalimantan. Bila kerja libur, aku berpetualang. Selain itu aku mulai rajin ngaji di ta’lim yang diadakan sesama karyawan.
6 tahun di Batam, aku pulang ke Jawa. Aku masih saja ke gunung. Hingga suatu sore Bapak bilang, “Kamu mau dilamar nduk! Besok ada yang mau datang ketemu”. Aku tak terkejut, malah tertawa ngakak, hingga bapak mencubitku. Dan aku bilang ke Bapak, “Jam berapa pak? Pagi atau siang, soalnya Sofi mau naik gunung. “Lagi-lagi bapak mencubitku, ”Dasar otak gunung”, ujarnya sambil berlalu. Ada yang tahu perasaanku saat itu? Datar dan biasa saja. Bahagia? Entah. Aku tak merasakan apa-apa. Bahkan, penasaran siapa laki-laki yang hendak melamarku pun tidak. Bahkan saat kakak dan adikku meledek, aku biasa saja. Maklum, selama ini sosok makhluk bernama “laki-laki” tak pernah ada di otakku, pacaran pun aku tak pernah. Naksir cowok? Jauh dari daftar acaraku, tapi itu bukan berarti aku tak punya teman laki-laki lho…,
Esok yang dijanjikan pun tiba. Kakak-kakak dan adikku heboh mengintip, tapi aku biasa saja. Hingga bapak memanggilku ke ruang tamu. Aku memakai baju gunungku, kupikir aku tampak percaya diri dan gagah, bagiku itu pakaian terbagus dari pada rok panjang yang ribet. Kubiarkan ibu dan kakak-kakakku ngomel karena aku tak mau memakai “pakaian feminim” yang sudah susah payah disiapkan.
Masuk ruang tamu, aku tak berani menatap yang hadir. Aku duduk dekat Bapak. Mukaku seperti udang rebus dan ini baru terjadi sekali dalam hidupku. “Gimana Sof, kamu mau? “Bapak memecah kebekuan. Aku hanya menunduk dari tadi. Diam. Tak menjawab Bapak. Mataku justru sibuk melihat kaki pelamarku. Kaki yang putih dan bersih. Hingga Bapak menyentuh punggungku. Karena terkejut aku tak bisa mengontrol ucapanku “Putih Pak, aku mau!” Astaghfirullah,,, ini akibat mata yang diumbar. Ruang tamu dipenuhi tawa tertahan keluarga besarku. Aku tak tahu, apa yang ada di benak pelamarku tentang aku … ah masa bodo ….
Tak sampai seminggu setelah lamaran, Bapak menemuiku. Saat itu hari Rabu, aku tengah bersiap untuk mendaki ke gunung Semeru. Bapak bilang aku harus mengurus surat nikah, karena hari Senin depan aku menikah. Aku protes karena aku tak diberi tahu sebelumnya. Padahal setahuku, pelamarku itu cuma datang sekali kerumah. Rupanya Mas Hari, ikhwan tetangga, yang jadi perantara dengan Bapak. Aku ngotot naik gunung meski keluargaku melarang. Aku berjanji insya Allah hari Minggu sudah kembali ke rumah. Bapak kecewa dengan keputusanku, tapi saat aku pamit Bapak tertawa dan mencubitku. Bapak bilang,
“Sebentar lagi, otak gunungmu akan hilang” Hmmm … benarkah ?
Minggu sore, aku pulang disambut omelan ibu. Karena was-was. Tapi Bapak adem adem saja. Justru yang malah marah Pak Dhe dan Embah. Tak cuma ngomel padaku, tapi juga pada Bapak dan Ibu, karena tak memingitku. Sebagaimana tradisi di daerahku, orang yang mau jadi pengantin tak boleh keluar rumah. Sedang aku? he … he…
Begitulah, tenda biru telah didirikan sehari sebelum aku turun gunung. Bila ada tamu datang, mereka mencari calon pengantin. Bapak dan ibu bilang sedang naik gunung. Maka tamu pun bingung dan berkomentar ini itu. Itu sebagian kekonyolan menjelang pernikahanku.
Hari itu pun tiba. Akad nikah dibalik tabir itu berlangsung khidmat. Tak terasa airmata menetes saat ijab kabul, bahkan Bapakpun menangis. Demi Allah, aku merasa bahagia luar biasa. Kemarin aku masih seperti merpati, bebas kemana saja, beberapa jam kemudian ternyata aku sudah terikat pernikahan. Subhanalloh. Setelah ijab kabul, aku diminta tanda tangan buku nikah. Kudengar dari balik tabir Bapak meminta seorang laki-laki masuk dengan membawa buku nikah keruang aku dan keluarga besarku serta tamu undangan wanita. Itulah untuk pertama kalinya. Aku melihat jelas wajah suamiku. Putih seperti kakinya dan tampak dengan jenggot lebat yang rapi. Aku merasa tiba-tiba jatuh cinta!! Tengah dimabuk asmara, aku tak berhenti mencuri pandang padanya. Namun apa yang terjadi?? Deg-degan menanti, mas Hasan suamiku – bukan ke tempat dudukku malah dengan pedenya menyambangi tempat duduk adikku, sambil menyerahkan buku nikah. Serempak orang diruang itu berteriak. “Salah mas, pengantinnya bukan yang itu, tapi ini”. Kulihat muka mas Hasan bersemu merah. Ia tampak malu dan menahan tawa sambil menuju ke arahku. Ruang yang penuh dengan kebahagiaan kian semarak dengan gelak tawa.
Wajahku dan adikku memang mirip. Saat kejadian itu, ia berdandan dengan baju payet indah yang seharusnya kupakai saat itu, tapi aku lebih memilih memakai jubah dan kerudung kecil sederhana hingga tak mencolok seperti adikku. Eh, malah jadi keliru … Alhamdulillah, akhirnya aku resmi jadi istri.
Setelah menikah hidupku berubah. Kini telah kutempuh manhaj mulia ini atas bimbingan mas Hasan dan tentunya hidayah Allah pula. Tak lupa kuucapkan terima kasih pada mas Hari dan istri yang telah berani merekomendasikan aku pada calon suamiku, padahal aku masih jahil saat itu. Semua itu mereka lakukan karena sayang dan kasihan padaku yang sering berpetualangan, rencana nikah 3 bulan ke depan dimajukan lima hari setelah lamaran!! Saat pernikahan pun berlangsung tanpa musik dan syar’i.
Alhamdulillah, bapak bisa diajak kerjasama oleh mas Hari dan mas Hasan, Lagi pula bapak juga ingin aku berhenti berpetulangan dan sangat setuju aku menikah.
Kini aku hamil 5 bulan anak keduaku. Aisyah anak pertamaku mulai masuk TK, Alhamdulillah aku hidup bahagia serta tak henti kusyukuri Allah memberiku suami yang mencintaiku karena-NYA dari sejak berjumpa. Bahkan kini, Bapak pun menempuh manhaj Salaf. Sekali lagi, tak henti kuucap syukur pada Allah atas semua ini. (Ummu Zubair)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1.       Tentukan tema  cerpen di atas ! berilah bukti-bukti pendukung/alasan yang logis
2.       Tentukan latar :
a.       Tempat
b.      Waktu
c.       Suasana
3.       Tentukan tokoh-tokoh dalam cerpen di atas, kemudan jelaskan perwatakannya !
4.       Tulislah nilai-nilai kehidupan positif  dalam cerpen tersebut !
5.       Tulislah nilai-nilai kehidupan negatif dalam cerpen tersebut !

Ulangan Bahasa Indonesia

Ulangan Bahasa Indonesia


Uji Kompetensi  Bhs. Indonesia Kls IX
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
Perhatiakan kutipan novel berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2 !
...........................
                Terperanjat sungguh Midun mendengar perkataan Syekh Abdullah itu. Ia tahu uang yang dipinjamnya, Cuma f250, tiba-tiba sekarang jadi  f500. Maka ia pun berkata dengan cemasnya, katanya. “Berapa Tuan ? f500? Mengapa jadi f500, padahal saya terima uang dari Tuan Cuma f250?
                “Ya, f500” ujar Syekh Abdullah pula. “Midun mesti bayar f500 sekarang,sebab sekian ditulis dalam surat utang.”
                Muka  Midun jadi merah menahan marah, karena ia maklum, bahwa ia sudah tertipu. Amat sakit hatinya kepada orang Arab itu. Ia tidak dapat lagi menahan hati, karena sangat panas hatinya. Ketakutannya hilang, kehormatannya kepada orang Arab lenyap sama sekali.
.........................................
1.         Watak Syekh Abdullah berdasarkan kutipan novel di atas adalah ....
a.    mudah sakit hati                                 c. mudah marah
b.    suka menipu                                      d. tidak dapat menahan hati
2.         Latar suasana kutipan novel di atas adalah ....
a.       tegang                                                 c. cemas
b.      ketakutan                                            d. gembira
Perhatikan kutipan artikel berikut untuk menjawab soal nomor 3 dan 4 !
.........................................
       “Pengembang rusuna sebelumnya pasti telah berpikir menggunakan 90 persen, bahkan 100 persen produk lokal. Ini berbeda dengan pengembang apartemen yang 40 persen dari bahan bangunannya menggunakan produk impor,” ujar Ali.
       Dia menyambut baik keinginan  produsen untuk menurunkan harga produk. “Pmerintah sebenarnra cukup mengomunikasikan rencananya kepada m produsen bahan bangunan, maka banyak yang akan mendukung pembangunan rusuna,” Ujar Ali.
.......................................
3.         Berikut ini pernyataan yang sesuai dengan kuipan arikel di atas adalah ....
a.       Pengembang  rusuna akan menggunakan produk lokal 40 persen produk impor.
b.      Bahan bangunan untuk pembangunan rusun  menggunakan produk impor.
c.       Pengembang rusuna akan menggunakan produk lokal sebesar 100 persen.
d.      Banyak pihak yang mendukung pengembangan rusuna.
4.         Berikut ini adalah kata-kata yang merupakan hasil penyerapan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, kecuali ....
a.       lokal                                                     c. produk
b.      aparetemen                                           d. rusun
5.         1)  Isi pokok
2) Salam pembuka
3) Harapan-harapan
4) Simpulan
5) Pendahuluan
6) Penutup
Naskah pidato pada umumnya mempunyai susunan ....
a.       1-2-3-4-5-6                                        c. 5-2-1-3-6-4    
b.      2-5-1-4-3-6                                        d. 5-2-3-1-4-6
6.         Kalimat yang tepat untuk menolak gagasan penyaji adalah ....
a.        Saya kira pendapat Saudara cukup baik tapi dananya dari siapa ?
b.       Saya kurang setuju pendapat itu terlalu susah dilaksanakan.
c.        Saya setuju asal semua setuju.
d.       Pendapat Saudara bagus, tapi tidak dapat dilakukan.
7.         Berikut susunan naskah pidato pada umumnya, kecuali ....
a.       Salam pembuka                              c. isi
b.      Pendahuluan                                   d. judul
8.         Kalimat yang tepat untuk menanggapi gagasan penyaji makalah dalam sebuah diskusi adalah ....
a.       “Saudara moderator, alasan yang dikemukakan Saudara penyaji tadi perlu ditinjau kembali.
b.      ”Saudara moderator, saya sangat setuju dengan apa yang dikemukakan Saudara penyaji.”
c.       “Saya tidak sependapat dengan Saudara penyaji.”
d.      “Marilah hal ini kita rundingkan bersama-sama.”
9.         Kata-kata berikut yang merupakan singkatan adalah ....
a.       SD                         b. Depnaker                       c. OSIS                                  d. tilang
10.     Perhatikan kuipan berikut  !
.................................................
Nanti, kalau koperasi kita ini sudah berdiri kita akan dapat merasakan manfaatnya, antara lain :
1.    Harga barang kebutuhan yang dijual di koperasi akan lebih murah ;
2.    Pelayanan akan lebih cepat dan lebih memuaskan ;
3.    Keuntungan koperasai sebenarnya keuntungan anggota sendiri ;
4.    Selain membeli kontan, kita dapat membelinya secara kredit ;
5.    Dengan adanya koperasi, menutup kemungkinan adanya tengkulak yang banyak merugikan kita ; dan
6.    Barang kebutuhan akan lebih mudah diperoleh.
...............................
Berikut yang bukan merupakan manfaat koperasi adalah ....
a.       Harga barang kebutuhan yang dijual di koperasi akan lebih murah.
b.      Kita ikut mengembangkan koperasi.
c.       Barang kebutuhan akan lebih mudah diperoleh.
d.      Dengan adanya koperasi menutup kemungkinan adanya tengkulak yang banyak merugikan kita.

Belajar Yang Baik

Belajar yang Baik

Ajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan untuk belajar. Hal-hal penting untuk belajar biasanya jawaban atas pertanyaan. Pertanyaan harus mengarah pada penekanan pada apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan di mana isi pembelajaran. Ajukan pertanyaan diri Anda membaca atau belajar. Ketika Anda menjawab mereka, Anda akan membantu untuk memahami materi dan ingat lebih mudah karena prosesnya akan membuat kesan pada Anda. Jangan takut untuk menulis pertanyaan Anda di margin buku teks, pada buku catatan , atau di mana pun itu masuk akal.
Membaca
Sebuah cara utama dengan mana Anda mendapatkan informasi adalah melalui membaca. Di sekolah Anda diharapkan untuk membaca lebih banyak daripada di sekolah tinggi. Jangan berasumsi hanya karena Anda telah “membaca” tugas yang adalah akhir dari itu. Anda harus belajar untuk membaca dengan tujuan. Dalam mempelajari, Anda dapat membaca tugas yang sama tiga atau empat kali, setiap kali dengan tujuan yang berbeda. Anda harus tahu sebelum Anda mulai membaca apa tujuan Anda  membaca.

Senin, 28 Januari 2013

Contoh Pidato Perpisahan SMP

Contoh Pidato Perpisahan SMP



Acara perpisahan merupakan sebuah acara pelepasan yang dilaksanakan pihak sekolah kepada siswa tingkat akhir mereka yang telah lulus dan akan eninggalkan sekolah mereka untuk melanjukan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Entah itu SMA, Aliyah, maupun SMK.

Berikut ini adalah contoh pidato perpisahan SMP:

Assalamu'alaikum wr. wb
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Kepada yang terhormat Bapak Camat Kandanghaur yang saya hormati
Kepada yang terhormat Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu yang saya hormati
Kepada yang terhormat orang tua / wali murid SMP Negeri 1 Kandanghaur yang saya hormati.
Kepada rekan - rekan dewan guru beserta staf tata usaha serta siswa-siswi yang saya cintai

Saya berdiri di depan Bapak.Ibu, Saudara, serta murid - murid tercinta ini dalam rangka memberikan sambutan atas acara perpisahan siswa kelas III SMP Negeri I Kandanghaur. Tidak terasa sudah sampai saatnya kami melepas siswa-siswi tercinta kami untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat atas demi mecapai cita - cita dan harapan kalian semua. kelulusan kalian adalah buah manis dari usaha keras kalian selama ini. Tidak ada ucapan yang lebih tepat untuk disampaikan selain ucapan selamat atas kelulusan kalian. Kami selaku pihak sekolah tiada hentinya mengucap syukur atas 100% kelulusan siswa kami dengan nilai yang sangat membanggakan. Bahkan beberapa siswa di antaranya masuk ke dalam daftar siswa dengan nilai 10 besar tingkat Kabupaten. Sekali lagi, selamat kepada semua murid - murid kami, gapai terus mimpi dan cita - cita kalian sehingga kelak kalian menjadi sosok yang berguna bagi nusa dan bangsa serta menjadi kebanggaan orang tua/wali kalian.

Kepada orang tua / wali siswa kelas III SMP negeri 1 Kandanghaur, bersamaan dengan acara perpisahan ini, kami serahkan kembali putra / putri Bapak/Ibu sekalian. Selesai sudah tugas kami membimbing dan mendidik putra / putri Bapak/Ibu sekalian selama berada di sini. Segala hal yang terbaik telah kami berikan dan hasil kerja keras kami selama ini telah membuahkan hasil yang tidak lain adalah kelulusan putra / putri Bapak / Ibu sekalian. Kami berharap Bapak / Ibu sekalian tetap mendampingi putra / putri bapak / Ibu sekalian dalam menempuh pendidikan di tingkat yang lebih tinggi sehingga dengan adanya hubungan baik antara orang tua dan anak akan bisa menciptakan sebuah kenyamanan dan ketenangan dalam menempuh pendidikan sehingga akan bisa mendorong anak untuk tetap berprestasi.

Demikian pidato saya kali ini. Apabila terdapat salah kata, kami mohon maaf yang sebesar - besarnya.

Wassalamu'alaikum wr. wb